Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu di Desa Linggapura Tahun 2022

Linggapura – Rabu(15/12/2022) berlokasi di Aula Desa Linggapura diadakan acara Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu. Acara ini diadakan sebagai bentuk usaha meningkatkan SDM anggota Kader Posyandu Desa Linggapura. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ketua BPD, Camat Kawali, Dr.Vita, dan tamu undangan lainnya.

Camat Kawai, DRS. Heryana mengatakan bahwa sebutan dari Kader ini berasal dari bahasa yunani yaitu “cadre” yang berarti bingkai dalam artian lain merupakan kumpulan orang yang dibina dalam sebuah organisasi yang secara sukarela ikut membantu mewujudkan tujuan atau cita-cita dari organisasi yang di ikutinya. Menurut beliau, sah nya ibu-ibu yang hadir pada acara ini menjadi seorang kader posyandu harus berdasarkan SK yang diberikan Kepala Desa.

DIlanjutkan dengan sesi materi mengenai Stunting secara lengkap disampaikan oleh Dr.Vita. Mulai dari penyebab sampai dengan cara mencegah terjadinya Stunting. Berikut ini adalah rangkuman materi yang disampaikan beliau :

1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan)

Adalah masa kritis dalam tumbuh kembang anak yang tidak boleh disia-siakan. Sebab pada masa ini, otak anak sedang berkembang pesat-pesatnya. Kemampuan otak untuk menerima rangsangan pun sedang berada pada kapasitas tertinggi dibandingkan waktu-waktu lain. 

Mengapa 1000 HPK penting ?

Akibatnya berjangka panjang:

  1. Stating usia dewasa: laki2 dewasa Indonesia
    lebih pendek 13 ,6 cm dan perempuan 10.4 cm
    dari rata2 TB seharusnya (thn 2007)
  2. Kecerdasan (kemampuan kognitif) rendah
  3. Risiko menderita Penyakit Khronis/PTM (Penyakit Tidak Menular) lebih tinggi:
    Diabetes, Penyakit Jantung, Stroke, Hipertensi,
    dll

Apakah yang terjadi bila terjadi gangguan gizi pada periode kehamilan dan usia dini?

Dampak jangka pendek:

  1. Gangguan perkembangan otak
  2. Gangguan Pertumbuhan fisik
  3. Gangguan Organ tubuh

Dampak jangka panjang:

  1. Kemampuan kognitif & pendidikan
  2. Stunting
  3. Obesitas
  4. Diabetes
  5. Hipertensi

Bagaimana dengan “Kecerdasan” anak Indonesia?
Indonesia berada di urutan ke 64 dari 65 negara. Posisi Singapura, Vietnam Thailand, dan Malaysla berturut-turut adalah pada urutan ke 2, 17, 50, dan 52

Mengapa Stunting penting?

  • Stunting bukan semata Tinggi Badan, tetapi
  • Stunting hanya merupakan salah satu tanda terjadinya masalah lain dalam tubuh, yaitu Gangguan pertumbuhan dan Perkembangan Otak, yg berakibat pada KECERDASAN.

Gangguan pertumbuhan dan Perkembangan organ tubuh lain (jantung, ginjal, hati, paru-paru, dil) sehingga meningkatkan RISIKO terjadinya PENYAKIT KHRONIS, seperti:

  • STROKE
  • PENYAKIT JANTUNG
  • DIABETES
  • HIPERTENS|/Tekanan Darah Tinggi
  • Kegemukan

Mengapa terjadi Stunting?

  • Stunting terjadi akibat kekurangan asupan gizi dalam waktu lama atau khronis dan/atau berulang, karena makanan yg masuk tidak sesuai dengan kebutuhan gizi tubuh baik karena asupan yg tidak cukup maupun karena penyakit infeksi
  • Kekurangan Gizi dan Infeksi seringkali terjadi pada usia dini kehidupan, terutama pada periode 1000 HPK

GAMBARAN PERKEMBANGAN KEJADIAN

PENYAKIT TIDAK MENULAR 2007 – 2013
Dalam kurun waktu 6 tahun (2007 – 2013), gambaran kejadian penyakit tidak menular adalah sebagal berikut:

  • Prevalensi diabetes melitus meningkat men|adi 2,1%
  • Prevalensi gagal ginjal 0,2%
  • Prevalensi penyakit jantung koroner 1,5%
  • Prevalensi stroke meningkat menjadi 12,1%
  • Kejadian hipertensi dan kanker menurun masing-masing menjadi 25,8% dan 1,4%

Penyakit tidak menular antara lain dapat mengakibatkan terjadinya disabilitas dan kematian pada usia produktif sehingga akan menjadi beban bagi negara.

KAITAN GIZI DAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

Kecenderungan peningkatan angka kejadian penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia tidak terlepas dari peranan asupan gizi yang
tidak selmbang.
Faktor yang dapat meningkatkan resiko PTM di masa dewasa antara lain adalah keadaan kekurangan gizi pada usía dini.
Gagalnya pemenuhan kebutuhan gizi pada masa awal kehidupan akan mendorong terjadinya rekayasa sel-sel DNA pada anak yang membuatnya menjadi ‘rakus gizi’, Akibatnya, tubuh anak akan lebih mudah gemuk tapi pendek.
Kondisi ini akan membuat anak-anak dengan tubuh pendek lebih berisiko mengalami berbagai penyakit tidak menular pada saat
dewasa, seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes mellitus, penyakit jantung koroner dan stroke.

Generasi yang Hilang

Bila kita tidak melakukan perbaikan gizi pada
kelompok 1000 PK sekarang -> kita akan menghasilkan generasi yang:
• Tidak cerdas, sehingga pendidikan rendah,
penghasilan rendah
• Berisiko tinggi menderita penyakit khronis/PTM, sehingga pengeluaran keljuarga dan negara untuk pengobatan mahal dan tidak bisa bekerja sehingga penghasilan hilang
-> Ini tidak hanya terjadi pd satu generasi tetapi pada paling sedikit 2 generasi berikutnya -> generasi yg hilang

Gangguan gizi pada 1000 HPK

Contoh:
Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR)
Bayi mengalami kekurangan zat qizi
sejak kandungan, maka dalam
Pertumbuhan fisik, perkembangan otak dan perkembangan organ metabolik juga mengalami gangguan

  • Organ pankreas memproduksi insulin yang diperlukan untuk
    metabolisme zat gizi, lebih sedikit (insulin tidak bekerja optimal)
  • Bay yang lahir dengan BB < 2500 gram, bila diberikan zat gizi
    beriebihan, insulin tidak mampu untuk melakukan metabolisme KH secara optimal, yang berakibat glukosa darah tinggi yang menimbulkan risiko Obesitas dan Diabetes
Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *