Pengangguran terbuka adalah salah satu fenomena yang erat kaitannya dengan dunia profesional. Umumnya, setelah menyelesaikan pendidikan tinggi, mahasiswa akan mencari pekerjaan dengan gaji tertinggi.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pengangguran terbuka mencakup orang yang termasuk dalam salah satu kategori berikut:
- Mereka yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan.
- Mereka yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mempersiapkan usaha.
- Mereka yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak aktif mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.
- Mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Jadi, seseorang dapat dianggap sebagai pengangguran terbuka jika ia tidak memiliki pekerjaan, sedang mencari pekerjaan, sedang mempersiapkan usaha, atau belum mulai bekerja meskipun sudah memiliki pekerjaan. Pengangguran terbuka merujuk pada angkatan kerja yang tidak bekerja atau belum memulai bekerja.
Penyebab Munculnya Pengangguran Terbuka
- Ketidakcocokan keterampilan
- Salah satu penyebab utama pengangguran terbuka adalah ketidakcocokan antara keterampilan yang dimiliki pekerja dengan kebutuhan perusahaan.
- Biasanya, masalah ini dialami oleh para lulusan baru yang belum memiliki keterampilan yang cukup untuk pekerjaan yang mereka inginkan.
- Permasalahan serupa juga dapat dialami oleh pekerja yang ingin mengubah jalur karier mereka. Migrasi karier seringkali memerlukan pengembangan keterampilan baru yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang baru.
- Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengikuti seminar, lokakarya, atau pelatihan yang relevan dengan keterampilan yang dibutuhkan.
- Minimnya pengalaman
- Minimnya pengalaman kerja juga menjadi penyebab umum terjadinya pengangguran terbuka, terutama bagi lulusan baru yang sedang mencari pekerjaan.
- Banyak lowongan pekerjaan tingkat awal (entry-level) yang tetap mengharuskan calon pelamar memiliki pengalaman kerja.
- Untuk mengatasi masalah ini, disarankan bagi para lulusan baru untuk mengikuti program magang terlebih dahulu guna memperoleh pengalaman kerja yang diperlukan.
- Isu diskriminasi
- Isu diskriminasi juga dapat menyebabkan terjadinya pengangguran terbuka.
- Misalnya, ada perusahaan yang hanya mau merekrut karyawan dari golongan agama, etnis, atau jenis kelamin tertentu.
- Hal ini bertentangan dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan Pasal 6 yang menjamin bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan perlakuan tanpa diskriminasi.
- Jika mengalami perlakuan diskriminatif saat melamar pekerjaan, calon pelamar berhak untuk mengajukan keluhan atau protes kepada pihak perusahaan.
- Rendahnya permintaan
- Penyebab lain dari pengangguran terbuka adalah rendahnya permintaan industri terhadap jenis pekerjaan tertentu.
- Misalnya, lowongan pekerjaan di bidang pemasaran digital di daerah tertentu mungkin tidak sebanyak di daerah lain.
- Akibatnya, para pencari kerja mungkin menghadapi kesulitan dalam menemukan pekerjaan di bidang pemasaran digital di daerah tersebut.
- Kondisi ekonomi
- Pengangguran terbuka juga bisa terjadi akibat perubahan kondisi ekonomi, terutama pada masa krisis ekonomi.
- Ketika terjadi krisis ekonomi, banyak perusahaan yang melakukan efisiensi karyawan, sehingga banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya.
- Akibatnya, tingkat pengangguran akan meningkat secara signifikan.
- Perubahan dalam industri
- Terakhir, pengangguran terbuka juga dapat disebabkan oleh perubahan dalam industri.
- Misalnya, adopsi teknologi baru dalam suatu industri dapat mengurangi jumlah pekerjaan yang tersedia karena efisiensi yang lebih tinggi yang diberikan oleh mesin atau alat.
- Akibatnya, sebagian besar pekerjaan yang sebelumnya dilakukan secara manual dapat digantikan oleh mesin atau alat, sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah pekerja di industri tersebut.
